Musim kampanye telah tiba.
Tanggal 15 Februari 2017 nanti masyarakat Aceh kembali akan memilih pemimpin
yang akan menduduki posisi Gubernur atau Bupati/Walikota. Kampanye sebagai
ajang “menjual diri” dengan trik dan janji-janji manis, menawarkan
program-program, memoles visi dan misi yang akan dilakukan ketika mereka
terpilih. Tidak jarang hal yang tidak
masuk akalpun kadang terlontar ketika kampanye, pengalaman membuktikan bahwa
ada banyak janji-janji masa kampanye terlupakan.
Obral janji dan juga bagi-bagi hadiah, seperti amplop, baju,
sarung, kupiah (topi), mukena bros, dll berharap bahwa sipenerima hadiah tersebut akan
memilihnya sebagai pemimpin mereka. Beberapa warga yang idealis sama sekali
tidak akan mengambil hadiah yang diberikan cuma-cuma, beberapa lagi sangat
senang ketika diberi hadiah seperti ini, tetapi menurut saya mereka juga tidak salah, dikasih hadiah
terima, soal nanti siapa yang akan dicoblos di hari H, itu adalah privasi saya,
rahasia dong..
Selain dari tawaran hadiah, pencitraan
juga dilakukan oleh timses masing-masing
paslon, beberapa kadang terlihat aneh menurut saya. Dibagus-bagusin gitu,
padahal yang kenal kita Bapak/Ibu itu tidak seperti itu sekali lah… tetapi meunan keuh usaha dari dari calon
pemimpin kita.
Dengan berkembangnya teknologi
digital (android), dunia berada diujung
jari, saya pikir masyarakat hari ini sudah pintar (berharap) dan pasti tahu
dengan persis (mengenal karakter mereka) siapa kira-kira idolanya yang ia yakin
dan berharap sebagai Bupati/Walikota atau Gubernur Aceh. Berdasarkan pengalaman mayarakat juga mengenal
dengan dekat calon-calon yang ada. Karena diantara mereka merupakan publik figur yang sudah pernah menjabat sebagai Gubernur
atau Wakil Gubernur dan juga Bupati/Walikota atau wakil Bupati, atau Plt
gubernur atau Bupati (urueng awai) atau pernah menjawab Kepala Dinas dan Direksi
bank ternama di Aceh. Bukti kerja nyata mereka sebelum menjadi Gubernur atau
Bupati, apa yang sudah dilakukan, pengaruhnya untuk pembangunan Aceh sejauhmana,
sedikit banyak masyarakat sudah tahu?
Menurut saya kampanye yang
menelan biaya tidak sedikit, karena harus membayar artis/pelawak, membayar
pengamanan tidak terlalu bermanfaat selain dari mencari hiburan lain yang
disediakan oleh panitia kampanye.
Berdasarkan jawaban dari
orang-orang yang saya temui dan juga beberapa diantaranya adalah murni opini
saya sendiri, kemudian saya mengelompokkan alasan-alasan mengapa orang—orang menghadiri
kampanye, berikut adalah alasan tersebut:
Alasan
hadir pada kampanyen Paslon gubernur atau walikota/bupati :
1. Mendapat uang saku
2. Mendapat baju gratis/sarung/mukena/Bros, dll
3. Ada artis/pelawak yang sedang naik daun
4. Ingin melihat keramaian
5. Mau beli kacang, es krem, bakso goreng, dll...
1. Mendapat uang saku
2. Mendapat baju gratis/sarung/mukena/Bros, dll
3. Ada artis/pelawak yang sedang naik daun
4. Ingin melihat keramaian
5. Mau beli kacang, es krem, bakso goreng, dll...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar