Patungan meuripee
(dalam bahasa Aceh) adalah bersama-sama membeli, menyewa, dan sebagainya,
atau bersama-sama mengumpulkan uang untuk maksud tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam budaya
masyarakat Aceh sampai saat ini masih sangat kental sekali dengan budaya meuripee ini.
Sebuah keluarga jika ingin
mengadakan acara kenduri pernikahan
salah satu anggota keluarga mereka, biasanya sebelumnya keluarga inti (Abang,
adik dari orangtua yang berhajat (dara
baro atau linto baro), sepupu dari pihak ayah dan ibu, kakek dan nenek
(jika masih hidup) dari pihak ayah dan ibu akan mengadakan rapat kecil
membicarakan teknis pelaksanaan acaranya, sumber dana, berapa jumlah tamu yang
akan diundang.
Jumlah uang ripee sangat tergantung dari kemampuan masing-masing pihak. Semakin
dekat kekerabatannya biasanya jumlahnya
semakin banyak. Dalam sebuah cara kenduri pernikahan, tidak hanya uang,
terkadang mereka menanggung, beras , sayur,
ternak (sapi, kerbau, kambing ) yang akan disembelih untuk acara kenduri
tersebut, atau menanggung makanan, salah satu atau lebih menu yang akan
disajikan misalnya, Kuah beulangong
(kuah kari), rendang, ayam, telur, kue-kue,
tape , rujak, serabi dan sebagainya, dengan porsi sejumlah tamu undangan
yang akan diundang. Ada juga materi ripee itu berupa sewa peralatan yang dibutuhkan untuk kenduri,
misalnya sewa teratak dan segala atributnya (meja, kursi, piring dan
sebagainya), perkakas masak, serta pelaminan, yang jumlahnya juga tidak bisa
dibilang sedikit.
Saya pernah mendengar cerita dari
seorang teman saya yang keluarganya (makciknya) baru saja mengadakan kenduri
pernikahan putrinya. Makciknya tersebut
bukanlah orang berada, tetapi beliau memiliki saudara yang punya uang walau belum bisa dibilang orang
kaya. Awalnya mereka ragu untuk mengadakan kenduri besar mengingat keluarga
makciknya bukan keluarga yang mampu, tetapi pihak keluarganya berembuk untuk
memastikan berapa sumberdaya yang dimiliki untuk mengadakan kenduri. Walhasil
jumlah uang dan sumberdaya lain yang terhitung dalam jumlah yang mencukupi
untuk sebuah kenduri besar dikampung. Akhirnya mereka dapat mengundang 4
kampong disekitar tempat mereka tinggal, beserta sahabat dan kerabat keluarga yang bertempat tinggal jauh dari rumah mereka.
Meuripee ini juga salah satu
kearifan lokal yang saya pikir jangan
sampai dibuang-lah, walau mungkin beberapa keluarga yang mampu ini tidak terlalu
berfungsi.
#savemeuripee, #meuripeebudayakita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar