Kamis, 09 Februari 2017

Pilkada No Ancam-ancam








Pilkada nanti jangan pakek ancam-ancamlah, kami takutlah dengan ancaman, karena kami tidak punya kuasa, kami tidak punya senjata..
Satu yang pasti siapapun yang menang hidup kami akan tetap seperti ini. waktu telah membuktikan segalanya.
Karena kebijakan Bapak-bapak nanti mengatasnamakan bapak sendiri, keluarga dan golongan bapak.
Tidak mungkin hari ini yang telah sukses membawa bapak ke kursi nomor 1 tidak akan menuntut jasa mereka.
#pilkadadamai
#noancamancam

Minggu, 05 Februari 2017

Pilih 2 atau 6 ya

Masih ada waktu untuk menimbang nimbang siapa kira kira calon gubernur yang akan dipilih tanggal 15 nantinya.


Saya sendiri masih bimbang antara pasangan calon gubernur irwandi-Nova atau Apa karya-T. Alaidinsyah. Idola saya adalah Tgk. Agam Irwandi sejak dulu saat menjabat Gubernur Aceh. Tgk Agam gaya ala Koboy bisa menerbangkan pesawat adalah pesona tersendiri bagi seorang yang akan menjadi no. 1 di Aceh. Program JKA yang canangkan pada masa beliau menjabat, masyarakat yang hidup melarat sangat terbantukan dengan program tersebut.

Biaya pengobatan gratis mulai dari sakit ringan sampai dengan operasi besar semua digratiskan. Dan sampai sampai saat ini program ini masih berjalan, walau diakui masih perlu perbaikan disana sini. Saya pikir ini adalah yang luar biasa, selain program Dayah dan beasiswa S2 dan S3 yang telah dan dicanangkan kembali oleh Tgk. Agam dengan slogan " kita lanjutkan yang tertunda". Tentu janji ini diyakini oleh sebagian besar masyarakat Aceh tidak akan menjadi janji janji manis tanpa bukti nyata, karena memang Tgk. Agam pernah berbuat. Insyaallah kalo menang kita akan melihat mimpi mimpi yang tertunda akan menjadi kenyataan.

Lain halnya dengan Apa Karya yang juga saya idolakan. Apa karya yang menurut teman2 saya yang sebagian besarnya adalah politikus yang cukup handal, hanya karena mereka menjagokan Paslon gubernur lain menyebutkan bahwa Apa Karya tidak lebih dari seorang pelawak di panggung stand up komedi. Saya yakin warga lain yang tergolong kaum intelektual dan para pejabat juga akan berpendapat demikian, bahwa apa karya hanya geu peugot ulok. Jika dikaji apa yang disampaika Apa Karya adalah rill apa adanya dan langsung tepat sasaran. Tidak banyak retorika dalam penyampaian Apa selalu langsung ke intinya.

Boh janeng yang kemudian jadi viral di media sosial mereka mengatakan bahwa Apa ka geupula janeng jinoe dan enteuk tanyoe pajoh tapajoh janeng. Malam itu seketika semua membahas janeng. Tak terkecuali saya sendiri langsung mencari apa itu janeng, khasiat nya dan segala hal yg terkait boh janeng...

Dan saya tidak membahas begitu pentingnya boh janeng zaman dulu masa perang, dan kemungkinannya sebagai salah satu bahan pangan pengganti beras yg rendah kadar glikemiknya untuk pencegahan diabetes yang sayang jika tidak dibudidayakan.

Bagaimanapun dalam dua penampilan debat kandidat gubernur Apa Karya berhasil menguasai panggung. Dimulai dengan pertanyaan2 yang menohok untuk lawannya, juga jawaban jawaban yang cukup brilliant dikeluarkan Apa Karya menangkis serangan lawan2nya. Apa karya adalah orang yang Hana peutimang droe, Hana meunoe meudeh (lagee na aju) slogan yang kemudian dijadikan jargon oleh timsesnya. Apa karya juga hebat dalam setiap kampanyenya selalu saja ada hadis yang dibawakannya, ada hadih Maja yang disebutkannya.

Hadih Maja adalah Haba peuingat lam udep bagi ureung Aceh. Hadih Maja yang terakhir diucapkan Apa Karya ketika disindir oleh Paslon rivalnya adalah " Meunyo tanyoe di kap le asee, Hana payah tabalah ta kap asee".. hahahahaa, dalam dan penuh makna. Begitulah Apa Karya. Saya yakin apabila beliau menjadi gubernur Aceh tidak banyak cang panah, beliau pasti akan membenahi banyak hal untuk kesejahteraan dan kemakmuran Aceh yang lebih baik.

Mohon maaf saya hanya mengidolakan Pak Irwandi dan Apa Karya. Yang lain bukan pilihan saya. Saya menulis ini murni sebagai salah satu warga yg masih bimbang nanti akan pilih siapa.
Bagaimanapun sebagai warga yang baik, tentu saya menerima siapa pun gubernur yang terpilih nanti, sebagai gubernur saya. Pemimpin saya. Insyaallah
 
#bekpanik, #beksalahpilih, #pilkadadamai
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari

Minggu, 22 Januari 2017

Alasan Hadir Kampanye Pemilihann Gubernur, Bupati/Walikota




Musim kampanye telah tiba. Tanggal 15 Februari 2017 nanti masyarakat Aceh kembali akan memilih pemimpin yang akan menduduki posisi Gubernur atau Bupati/Walikota. Kampanye sebagai ajang “menjual diri” dengan trik dan janji-janji manis, menawarkan program-program, memoles visi dan misi yang akan dilakukan ketika mereka terpilih.  Tidak jarang hal yang tidak masuk akalpun kadang terlontar ketika kampanye, pengalaman membuktikan bahwa ada banyak janji-janji masa kampanye terlupakan.

Obral janji dan juga  bagi-bagi hadiah, seperti amplop, baju, sarung, kupiah (topi),  mukena bros, dll  berharap bahwa sipenerima hadiah tersebut akan memilihnya sebagai pemimpin mereka. Beberapa warga yang idealis sama sekali tidak akan mengambil hadiah yang diberikan cuma-cuma, beberapa lagi sangat senang ketika diberi hadiah seperti ini, tetapi menurut saya  mereka juga tidak salah, dikasih hadiah terima, soal nanti siapa yang akan dicoblos di hari H, itu adalah privasi saya, rahasia dong..

Selain dari tawaran hadiah, pencitraan  juga dilakukan oleh timses masing-masing paslon, beberapa kadang terlihat aneh menurut saya. Dibagus-bagusin gitu, padahal yang kenal kita Bapak/Ibu itu tidak seperti itu sekali lah… tetapi meunan keuh usaha dari dari calon pemimpin kita.

Dengan berkembangnya teknologi digital  (android), dunia berada diujung jari, saya pikir masyarakat hari ini sudah pintar (berharap) dan pasti tahu dengan persis (mengenal karakter mereka) siapa kira-kira idolanya yang ia yakin dan berharap sebagai Bupati/Walikota atau Gubernur Aceh.  Berdasarkan pengalaman mayarakat juga mengenal dengan dekat calon-calon yang ada. Karena diantara mereka merupakan publik  figur yang sudah pernah menjabat sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur dan juga Bupati/Walikota atau wakil Bupati, atau Plt gubernur atau Bupati (urueng awai) atau pernah menjawab Kepala Dinas dan Direksi bank ternama di Aceh. Bukti kerja nyata mereka sebelum menjadi Gubernur atau Bupati, apa yang sudah dilakukan, pengaruhnya untuk pembangunan Aceh sejauhmana, sedikit banyak masyarakat sudah tahu?

Menurut saya kampanye yang menelan biaya tidak sedikit, karena harus membayar artis/pelawak, membayar pengamanan tidak terlalu bermanfaat selain dari mencari hiburan lain yang disediakan oleh panitia kampanye.

Berdasarkan jawaban dari orang-orang yang saya temui dan juga beberapa diantaranya adalah murni opini saya sendiri, kemudian saya mengelompokkan alasan-alasan mengapa orang—orang menghadiri kampanye, berikut adalah alasan tersebut:

Alasan hadir pada kampanyen Paslon gubernur atau walikota/bupati :
1. Mendapat uang saku
2. Mendapat baju gratis/sarung/mukena/Bros, dll
3. Ada artis/pelawak yang sedang naik daun
4. Ingin melihat keramaian
5. Mau beli kacang, es krem, bakso goreng, dll...



Bapak-bapak dan salah belok ibu-ibu

Tadi pagi saat jalan ke tempat kerja, dengan mengendarai my lovely beat 😍😍 (Honda/sepeda motor). Didepan saya seorang bapak-bapak yang usianya, saya prediksi sedikit lebih muda dari saya. Cara berpakaiannya sangat rapi, khas hari Jumat batik, dengan celana pajang dan sepatu warna hitam. Dari gayanya pastilah bapak ini profesiya dosen.
Bapak ini menghidupkan lampu sign kiri, oh satu arah dengan saya berarti, kemudian karena ada mobil di depan bapak itu saya tidak jadi mendahului, karna di depanpun saya harus ke kanan , saya terus dibelakangnya. Lampu sign bapak itu masih menyala ke arah kiri. Dan saya sudah menghidupkan sign-saya ke kanan. Di depan saya bapak itu belok kanan tetapi lampu sign-nya tetap di kiri, hahahahaha….. saya tertawa dalam hati, ternyata tidak hanya ibu-ibu yang lampu sign-nya ke kiri tapi beloknya ke kanan, bapak-bapak juga saudara-saudara…
Dalam hati saya menduga, bapak ini berangkat kerja pasti beliau bangun pagi-pagi shalat subuh, membereskan dapur, cuci piring, mencuci baju anak-anaknya, kemudian menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Seterusnya mencatat bahan belanjaan nanti siang, kemudian memandikan menyuapi sikecil sarapan. Kemudian menyiapkan diri (mandi, berpakaian), lalu dengan berteriak kepada anak-nya untuk segera berkemas membereskan buku untuk dimasukkan ke dalam tas, memakai sepatu sendiri, memakaikan sepatu anaknya, kemudian mengambil helm sendiri , dan seterusnya juga mengambil helm anaknya.
Dalam perjalanan beliau membayangkan janji untuk bertemu mahasiswanya untuk bimbingan skripsi, janji dengan dengan temannya untuk membawakan DPNA mahasiswanya. Selain itu juga, hari ini adalah hari terakhir untuk menyerahkan laporan penelitian ke LPPM dan tanda tangan bapak Dekan belom ada.. Ooowhhh.. betapa repotnya bapak itu ya sampai lampu sign-nya juga lupa dimatikan, berbelok tidak searah dengan nyalanya lampu sign. hahahaha
#harapmaklumbapak2denganlampusigndansalahbelokibu2…ya

Rabu, 18 Januari 2017

“Meuripee (Patungan) dalam Sebuah Kenduri Pernikahan di Kampong”



Patungan  meuripee (dalam bahasa Aceh) adalah bersama-sama membeli, menyewa, dan sebagainya, atau bersama-sama mengumpulkan uang untuk maksud tertentu  (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam budaya masyarakat Aceh sampai saat ini masih sangat kental sekali dengan budaya meuripee ini.
Sebuah keluarga jika ingin mengadakan acara kenduri  pernikahan salah satu anggota keluarga mereka, biasanya sebelumnya keluarga inti (Abang, adik dari orangtua yang berhajat (dara baro atau linto baro), sepupu dari pihak ayah dan ibu, kakek dan nenek (jika masih hidup) dari pihak ayah dan ibu akan mengadakan rapat kecil membicarakan teknis pelaksanaan acaranya, sumber dana, berapa jumlah tamu yang akan diundang. 
Jumlah uang ripee sangat tergantung dari kemampuan masing-masing pihak. Semakin dekat kekerabatannya biasanya jumlahnya  semakin banyak. Dalam sebuah cara kenduri pernikahan, tidak hanya uang, terkadang mereka menanggung, beras , sayur,  ternak (sapi, kerbau, kambing ) yang akan disembelih untuk acara kenduri tersebut, atau menanggung makanan, salah satu atau lebih menu yang akan disajikan misalnya, Kuah beulangong (kuah kari), rendang, ayam, telur, kue-kue,  tape , rujak, serabi dan sebagainya, dengan porsi sejumlah tamu undangan yang akan diundang.  Ada juga materi ripee itu berupa sewa  peralatan yang dibutuhkan untuk kenduri, misalnya sewa teratak dan segala atributnya (meja, kursi, piring dan sebagainya), perkakas masak, serta pelaminan, yang jumlahnya juga tidak bisa dibilang sedikit.
Saya pernah mendengar cerita dari seorang teman saya yang keluarganya (makciknya) baru saja mengadakan kenduri pernikahan  putrinya. Makciknya tersebut bukanlah orang berada, tetapi beliau memiliki saudara yang  punya uang walau belum bisa dibilang orang kaya. Awalnya mereka ragu untuk mengadakan kenduri besar mengingat keluarga makciknya bukan keluarga yang mampu, tetapi pihak keluarganya berembuk untuk memastikan berapa sumberdaya yang dimiliki untuk mengadakan kenduri. Walhasil jumlah uang dan sumberdaya lain yang terhitung dalam jumlah yang mencukupi untuk sebuah kenduri besar dikampung. Akhirnya mereka dapat mengundang 4 kampong disekitar tempat mereka tinggal, beserta sahabat dan kerabat keluarga  yang bertempat tinggal jauh dari rumah mereka.
Meuripee ini juga salah satu kearifan lokal yang saya pikir  jangan sampai dibuang-lah, walau mungkin beberapa  keluarga yang mampu ini tidak terlalu berfungsi.
 #savemeuripee, #meuripeebudayakita


Selasa, 17 Januari 2017

KEPRIBADIAN

Ada banyak orang terlihat begitu menawan, anggun, mempesona, bahkan kita sendiri ragu apakah seseorang dgn gambaran tersebut memiliki kekurangan, walau kita paham dan haqqul yakin bahwa tidak ada seorangpun manusia di bumi ini yang sempurna, yes no boddy Perfect.

Tetapi beberapa orang lainnya terlihat menyedihkan, kaku, penampilan biasanya saja, jauh dari kesan profesional, apalagi kesan fashionble. Bukan tidak berusaha untuk tampil menarik, smart, perfectionis, atau apapun lah gambaran mengenai orang yang sukses percaya diri. Ada banyak orang berusaha untuk itu, bahkan beberapa sekolah di kota besar menyediakan tempat belajar meningkatkan kepribadian. Tetapi hasilnya tetap saja, saya bilang ini memang sudah bawaan, hahaha...

Akhir-akhir ini saya benar-benar mengamati orang orang disekitar saya. Beberapa memang tampil sangat percaya diri benar, beberapa diantaranya percaya diri dengan kesan sangat alami, beberapa yang sedikit terkesan sombong, ada juga yang sama sekali tidak ada kesan congkak dalam kepede-annya.
Sebaliknya ada orang-orang yang terkesan bersahaja, sederhana, dibalik itu saya sangat yakin harusnya bisa bersikap angkuh atau setengahnya, tetapi dia memilih untuk peformanya terlihat biasa saja. Ini adalah pilihan.



Ada juga model orang yang biasa saja, walau hampir semua orang dapat menduga bahwa ada usaha ekstra yang harus dia lakukan untuk mencapai level high class versinya dia.
Menurut saya ini yang paling menyedihkan. Sudah berusaha pun hasilnya nihil. Bagaimanapun setidaknya dia telah berusaha. Dengan bersusah payah dia memperbaiki perilakunya agar terlihat seperti keturunan bangsawan. Mengubah caranya berpakaian dengan model terkini, memilih temannya di tempat kerja, berusaha untuk bisa minum kopi bersama dengan teman-teman yang mampu memilih resto dan cafe dengan harga yang tinggi. Dia berusaha Lo, tetapi kesannya tetap terasa dipaksakan.. sedih bukan??

Saya pikir kembali lah pada keadaan yang sesuai dengan kemampuan kita, orang tidak selalu, tepatnya tidak semua orang menilai diri kita dari apa yang kita kenakan, dengan gaya hidup kita berlebihan, Tetapi orang lebih Menghargai kita karena perilaku kita, cara kita bertegur sapa, senyum tulus dari kita sebagai saudara, sahabat, teman tim dalam bekerja, keikhlasan dalam membantu kesulitan orang lebih penting dari segalanya..
Menjadi orang baik memang tidak mudah, saudara kita tidak menuntut kita untuk menjadi malaikat tanpa kesalahan, bagaimanapun kita mencoba untuk tidak menyakiti hati saudara kita, tetap saja kita terkadang tanpa sadar menyentil hati teman kita, yang mungkin saat itu sedang sensitif, tidak dapat menerima candaan kita, yang kita pikir biasa saja, tidak sadar kita kadang melupakan janji yang telah kita ikrarkan pada orang tersayang kita.

Saya membayangkan apabila, orang yang melakukan kesalahan tahu bahwa dia harus meminta maaf, dan yang diminta maaf dengan tulus menerima permohonan maaf itu. Setelahnya tidak ada lagi dendam, tidak ada lagi kebencian.

Begitu juga orang membantu saudaranya, dengan ikhlas dia membantu, tanpa pamrih, tanpa mengharapkan apa-apa. Tidak kemudian bercerita kepada teman yang lain atas kebaikan yang telah dilakukan. Konon lagi dibumbui dengan maksud agar terlihat hebat, tetapi benar-benar tulus. Teman yang meminta bantuan, tanpa dikomando tahu mengucapkan terima kasih.

Jika kita ingin dihargai, maka hargailah orang lain. Jika kita memperlakukan orang dengan baik, maka kita akan melihat pantulan yang sama terhadap diri kita. Kita mendapatkan kebaikan yang lebih dari yang kita beri.
#budayakanberbahasayangsopan, #hindaricacimaki, #sesamamuslimharussalingmenyayangi, #tidakmembeci

Minggu, 15 Januari 2017

Tumuet (Bisul)--> Edisi Bahasa Aceh



Tumuet….
Mandum tanyoe lagee hi na tom i timoh tumuet (aci tunyok jaroe yang tom rasa, hehehe), secara jih ditimoh hana dituri sari, meuka ditimoh aju peu bak aneuk miet, ureung chik, ureung tuha, ureungmuda, bak ureung inong, atau bak ureung agam, dan saket jih luar biasa, mulia dari ban teurasa bacut sampe beureutoh nyan saket jih bek tanyong, gadoh ah teuh. Saat yang paleng saket adalah watee rab beureutoh, meu taduek hanjeut, ta eh pih sihet, tajak cit abeng, kop saket kira ju… (yang tom rasa pasti neu teu ‘oh)
Berdasarkan tempat ji timoh tumuet nyan na lhee macam (yang lon teupeu). Meunyo di timoh bak punggong nan jih tumuet, nyo ditimoh bak gitiek nan jih bireng dan meunyo ditimoh bak atra jeh (tulisan miring beh
J) nan jih barah.
Berdasarkan padum-padum boh artikel yg lon baca rupari tumuet nyan I timoh karena infeksi bak kulet, karena na kumeun (bakteri). Kadang-kadang tuwo ta peugleh di daerah nyan, biasa jih di awali oleh bintik merah kadang langsong di peuduek mata (benjolan ubiet lagee jerawat), lheuh nyan meutamah mirah dan meutamah kumong (bengkak), lheuhnya baro i tubiet nanoh, lheuh nyan baro aman. Geupeugah lee ureung tuha adak jeut beu abeh ditubeit nanoh dan basi nyan, meunyo han di tamoh laen eunteuk.
Tapi yang pasti memang tanyo harus udep yang gleh, gleh droe, gleh teumpat dan gleh lingkungan, gleh hate dan gleh pikiran…